Crossan implied that the original accounts of Jesus were embellished by oral tradition and were not written down until after the apostles were dead. Instead, those with radically different views are thrown together like an episode of Survivor, hopelessly convoluting the issue rather than bringing clarity.īut Jennings’s report did focus on one issue that ought to be given some serious thought. This is entertainment, and so the investigation will never end nor yield answers, as that would eliminate future programming. Or-who knows?-maybe this year it will be “Bob: The Untold Story of the Missing 13th Disciple.” Searching for true Bible history is always news, which is why every year Time and Newsweek go on a cover story quest for Mary, Jesus, Moses, or Abraham. Jennings clearly was intrigued by the image of Jesus presented by Crossan. Crossan not only cast doubt on more than 80 percent of Jesus’ sayings but also denied Jesus’ claims to divinity, his miracles, and his resurrection. (The Jesus Seminar is a group of scholars who debate Jesus’ recorded words and actions and then use red, pink, gray, or black beads to cast votes indicating how trustworthy they believe statements in the Gospels are.)
Jennings featured opinions on the Gospel accounts from DePaul professor John Dominic Crossan, three of Crossan’s colleagues from the Jesus Seminar, and two other Bible scholars. His program, “The Search for Jesus,” explored the question of whether the Jesus of the New Testament was historically accurate. The late ABC News anchor Peter Jennings was in Israel broadcasting a television special on Jesus Christ. Situs yang kamu kutip saya sudah baca, dan saya pikir saya banyak tidak setuju dengan apa yang ditulis disana, karena situs itu mengatakan bahwa alkitab isinya kontradiktif, sedangkan sampai sekarang, saya tidak menemukan adanya ayat alkitab yang kontradiktif, saran saya, jangan percaya isi situs tersebut.Īre the New Testament gospels the true eyewitness history of Jesus Christ, or could the story have been changed through the years? Must we simply take the New Testament accounts of Jesus by faith, or is there evidence for their reliability? Yohanes adalah injil yang paling berbeda dan menurut saya adalah injil yang ditulis dari sudut pandang Roh. Tentang Matius dan Markus mungkin ada yang bisa menambahkannya, namun sebatas yang saya ketahui sekarang, saya percaya saja bahwa yang menuliskan itu adalah Matius dan MarkusĪda fakta menarik bahwa Matius, Markus, dan Lukas itu sebenarnya adalah 1 injil saja intinya, jadi entah yang mana yang ditulis duluan, ada 2 injil yang mengcopy darinya. Yang menuliskan injil Lukas dan Kisah para rasul adalah orang yang sama, dapat dibaca dikalimat awal injil tersebut, kata2 perkenalan yang sama, dan Kisah para rasul disebut sebagai volume kedua dari hasil karya orang tersebut, saya percaya ini Lukas yang menulisĭalam injil Yohanes berulang kali ditemukan kata2 murid yang dikasihi Yesus, murid yang duduk dekat pada waktu perjamuan makan, itulah yang menulis dan dari situlah artinya Yohanes memang yang menulis Markus adalah keponakan Barnabas (mohon dikoreksi kalau salah) Murid Yesus langsung yang menulis injil adalah : Matius dan Yohanes Terima kasih teman-teman yg mau berdiskusi dan membantu Saya akan hal ini…
Pertanyaan Saya, siapakah mereka? Apakah memang benar bahwa pengarang ayat-ayat injil diatas bukanlah merupakan murid Yesus, tetapi justru malah hanya orang-orang ASING yang menulis injil, jauh setelah Yesus wafat? Terima kasih sebelumnya buat para temen-temen baru Saya yg sudah banyak membantu di Thread Saya sebelumnya, pikiran Saya semakin jelas.Īda satu kegundahan lagi yang Saya alami, di dalam Injil kita mengenal ada ayat-ayat yg bernama Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.